Get me outta here!

Kamis, 28 Februari 2013

Jangan Malu Bertanya, Jangan Malu pada Diri Sendiri



Judul :  Donkey-donkey
Pengarang : Roger Duvoisin
Ilustrator : Roger Duvoisin
Tahun : 1940 (pertama), 1968 (kedua)
Penerbit : Parent’s Magazine Press

Donkey –donkey adalah seekor keledai yang hidup dengan berbagai macam hewan lain di sebuah peternakan. Suatu hari ia merasa iri dengan kuping temannya yang kecil dan lucu, sedangkan miliknya amatlah panjang dan tampak buruk. Donkey-donkey kemudian bertanya dengan beberapa temannya di peternakan untuk mengubah penampilannya menjadi lebih  cantik. Penampilan Donkey-donkey memang berubah, tapi karena tampilan barunya, ia malah mendapatkan banyak kejadian yang tak menyenangkan. Akhirnya, Donkey-donkey dapat menerima penampilannya bahkan menjadi keledai paling bahagia, setelah seorang gadis kecil memuji Donkey-donkey.


“Oh! Daddy! See the pretty little donkey.His ears are so beautiful!”

Donkey-donkey, sebuah cerita hewan yang sudah berumur 60 tahun! Akan tetapi, kisahnya tidak habis dimakan waktu. Pesan moral untuk menghargai dan mensyukuri apa yang kita punya tersirat kuat dalam cerita ini. Kita selalu berusaha menjadi lebih baik, paling mudah dengan bertanya pada orang yang kita anggap lebih baik. Jangan malu bertanya, tapi jangan malu juga pada apa yang kita punya. Menirukan orang lain yang kita anggap lebih baik, belum tentu memberikan hasil yang baik pula, malahan dapat menimbulkan celaka. Kita masing-masing memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Penyampaian ceritanya sederhana, tanpa menggunakan banyak kalimat rumit. Kesederhanaan kalimat membuat penyampaian moral cerita tetap mudah meskipun bahasa yang digunakan bahasa Inggris. Ilustrasi yang ada juga lucu dan menggunakan warna-warna cerah yang menarik. Pada satu bagian, para hewan juga tampak lucu karena berperilaku dan menggunakan barang selayaknya manusia. Akhir kata, Donkey-donkey adalah buku yang menarik dengan pesan moral yang amat baik

Kamis, 21 Februari 2013

Mengapa Tubuh Udang Bengkok


Judul      : Mengapa Tubuh Udang Bengkok
Penulis    : Murti Bunanta
Ilustrator : Denny A. Djoenaid
Tahun      : 2005
Penerbit : KPBA

Buku ini menceritakan kisah rakyat dari Kalimantan Tengah tentang asal-usul tubuh udang yang bengkok.
Alkisah, para ikan dan udang ingin membuka sebuah ladang yang baru dengan membabat hutan. Mereka saling bergotong royong, dan secara bergiliran salah satu dari mereka menyiapkan makan bagi yang lain. Para ikan satu persatu menyiapkan makanan yang lezat  hingga giliran berikutnya adalah si udang. Udang yang bingung, tanpa mau bertanya pada ikan yang lain mulai menyiapkan makanan. Tapi karena tidak mau bertanya itulah, dia terebus dalam kuali dan mati dalam keadaan bengkok.

Cerita rakyat dari Kalimantan ini mengajarkan kepada kita, bahwa melakukan sesuatu yang tanpa bertanya pada orang lain akan menimbulkan bencana. Udang yang ingin menyiapkan makanan lezat seperti kawan-kawannya, tapi celaka karena ke sok-tahuannya. Selain itu, cerita rakyat ini juga mengajarkan nilai kegortong royongan yang ada dalam masyarakat  Kalimantan Tengah yaitu mandep.Suatu nilai yang jarang kita temui di daerah perkotaan saat ini.

Ilustrasi yang dikerjakan oleh Denny A. Djoenaid ini sangat kaya warna dan cerah. Ilustrasinyapun lucu karena memperlihatkan para hewan yang seharusnya hidup di air, kini hidup di darat dan melakukan pekerjaan manusia seperti menebang, memasak. Secara keseluruhan buku ini menarik untuk dibaca bagi anak-anak  ataupun oleh para pendamping anak dan juga bisa digunakan untuk belajar bahasa Inggris karena buku ini diterbitkan dwibahasa (Indonesia dan Inggris).