Get me outta here!

Sabtu, 24 Mei 2014

Kumpulan Dongeng dari Bobo




Judul : Kumpulan Dongeng:Upik Abu dan Mantera Tubuh
Penerbit : Penerbitan Sarana Bobo
Tahun : 2009

 

Upik Abu bertemu nenek sihir

Upik Abu adalahgadisyatim yang menjajakan sapu Dia semangat sekali menjajakan sapunya ke orang-orang. Sayang Upik Abu kurang memperhatikan kebersihan tubuhnya, akibatnya hampir tidak ada yang mau membeli sapunya. Suatu hari ia bertemu seorang nenek sihir yang sapunya rusak. Upik Abu kemudian menawarkan sapunya, dan tak disangka nenek sihirmau membelinya! Tapi nenek sihir membelinya dengan mantra sihir ..”Kuhbutu, cerbilabarahkadapu!”.. Cling, seluruh bagian tubuh Upik Abu yang kotor mengeluh padanya.Terpaksa Upik Abu kemudian bersih-bersih. Dan jadilah kini, Upik Abu yang cantik! Apakah kemudian sapu-sapu Upik Abu akan laku setelah perubahan ini?

 Daftar cerita dalam buku



Contoh cerita lain di buku ini

Upik Abu dan Mantera merupakan 1 dari 15 cerita yang ada dalam buku ini.Ceritanya bukan cerita rakyat, tapi merupakan ceritaa rekaan baru. Semua kisahnya menarik dan mudah dipahami.Bahkan tiap kisahnya dihiasi dengan ilustrasi yang penuh warna (sepertinya olehYoyok, illustrator yang karyanya seringmuncul di majalah Bobo), dan tentu membuat ke 15 kisah menjadi lebih imajinatif saat dibaca.
Oke selamat mencari dan membaca bukunya (di Bledug Mrapi juga ada lho)

Jumat, 16 Mei 2014

Cantik dari Hati




Judul:Mufaro’s Beautiful Daughter
Pengarang :John Steptoe
Penerbit : Scholastic
Tahun :1987
Bahasa :Inggris

Di suatu desa di Afrika, hidup seorang pria bernama Mufaro. Dia memiliki 2 orang anak perempuan cantik bernama Manyara dan Nyasha. Sikap Manyarea dan Nyasha berbeda satu sama lain. Nyasha baik hati sedangkan Manyara sangat kasar, terutama pada Nyasha. Ia iri karena orang banyak membicarakan kecantikan Nyasha, yang sebenarnya muncul akibat kebaikan hatinya. Pada suatu hari, Mufaro ingin menjodohkan anak-anaknya pada seorang raja agung. Ia memerintahkan kedua anaknya untuk menghadap dan biar raja agung sendiri yang memilih. Selama perjalanan, Manyara bertemu banyak hal dan menerima banyak nasihat, tetapi karena angkuhnya, semua itu tidak diacuhkannya. Berbeda dengan Nyasa, yang mengacuhkan nasihat-nasihat yang ada dan menunjukkan kebaikan hati pada semua yang ditemui. Pada akhirnya, mereka berdua sampai di kota raja agung. Di kota itu, Manyara bukan bertemu dengan raja, tapi seekor ular menyeramkan!Berbeda dengan Nyasa. Ia memang bertemu ular, tapi segera saja ular itu berubah menjadi raja agung. Raja agung menunjukkan wujud aslinya, sebab ia memilih Nyasa, yang baik, menjadi istrinya.


Mufaro’ Beautiful Daughter adalah cerita rakyat bangsa Afrika yang klasik. Klasik karena menceritakan dua nasib orang yang ditentukan oleh kepribadiannya, baik atau jahat. Nasib tokoh yang berkepribadian baik akhirnya mendapatkan hal baik, seperti pasangan, seorang raja. Pola cerita ini juga bisa ditemui pada cerita rakyat Indonesia, bawang merah bawang putih, atau cerita rakyat negara lain.
Tapi yang menarik untuk disimak adalah ilustrasi yang disajikan. Gambarnya indah, sampai-sampai bisa melupakan tingkah laku buruk Manyara. Nah, kalau kita pikir Afrika itu tempat yang tandus melulu, tidak terbukti jika melihat ilustrasi yang penuh tanaman dalam buku ini. Sebagai tambahan, ilustrasi buku ini mendapat penghargaan Caldecott Medal Honor, yang berarti menempati posisi kehormatan kedua dalam ajang penghargaan ilustrasi tahunan di Amerika tersebut.


Akhir kata, kita bisa melihat kebudayaan bangsa Afrika yang juga menghargai nilai moral, bahwa tindakan yang baik akan mendapat hal hal baik sebagai balasannya.

Kamis, 15 Mei 2014

Buddha di Jaman Modern


 (sumber :Digilib AMPL)

Lebih dari 2000 tahun yang lalu, Buddha (Sidharta Gautama) mendapatkan pencerahan dan menyebarkannya ke berbagai  wilayah di India. Setelah meninggal, ajarannya atau Buddhisme, disebarkan oleh murid-muridnya ke berbagai wilayah Asia. Selama berates-ratus tahun kemudian, Buddhisme mengalami kejayaan, menjadi ajaran utama dalam berbagai kebudayaan dan kerajaan. Namun kemudian roda berputar, dan Buddhisme pun surut.
Kini Buddhisme kembali muncul di permukaan. Di hari Waisak ini, Bledug Mrapi menampilkan cuplikan berita Buddhisme dalam kehidupan modern dari majalah National Geographic

“Kini di seluruh dunia terdapat Buddhisme baru. Filosofinya diterapkan dalam terapi kesahatn mental dan fisik serta pembaruan politik dan lingkungan. Para atlet memanfaatkannya untuk menjamkan performa. Ajaran yang baru ini membantu para pemimpin perusahaan dalam menangani stress dengan cara yang lebih baik.Polisi membekali diri dengan keyakinan ini untuk membubarkan massa dalam keadaan yang dapat menimbulkan bahaya.Para penderita nyeri kronis menerapkannya sebagai obat pereda. Relevansi ajaran ini pada masa kini memicu kebangkitan kembali Buddhisme. Bahkan di Negara-negara seperti India di mana keyakinan ini nyaris punah, dan Cina, tempat yang pernah menekan berkembangnya ajaran ini” (Kelahiran Baru Buddha: Dari Biara Menuju Ruang Keluarga, National Geographic Indonesia Mei 2006 )

   
Nyatanya dalam artikel National Geographic ini, kita melihat bahwa Buddhisme benar-benar menyebar hingga di dunia Barat. Buddhisme tidak melulu mengenai agama, tapi sebagai filosofi, untuk mencari kedamaian  dalam gaya hidup modern. Kita bisa melihat banyak contoh pendalaman Buddhissme itu : ada direktur perusahaan besar yang menyisihkan waktu istirahat untuk meditasi, ada relawan yang membantu pasien melalui filosofi Buddhis, kelas meditasi yang diadakan dalam lingkungan penjara, hingga sekelompok bikku yang mendoakan sebuah tempat usaha.


Buddhisme mungkin saja mirip aliran kebatinan di Jawa, yang menekankan meditasi.Meditasi menuju kedamaian batin. Dalam laju kehidupan saat ini yang tampaknya semrawut , kepercayaan apapun yang kita anut, kita memang membutuhkan meditasi. Mengenali diri kita sendiri dan lingkungan sekitar kita, agar kita bisa menghargai semua yang ada di hadapan kita. Senyum anak-anak, lingkungan yang asri, tetangga yang menyapa atau apapun.Bukankah begitu damai dunia ini….
Semoga semangat Waisak ini bisa mengingatkan kita untuk mencapai kedamaian dunia.

Sabtu, 10 Mei 2014

Pojok Kreatif #3 : Kisah Naga dan 2 Tangan


Ceng-ceng-ceng ceng cennnnngggggg…dan kemudian muncul

Ya itulah liong salah satu bentuk kebudayaan masyarakat Tionghoa yang sering kita lihat saat perayaan Imlek. Ukurannya luar biasa panjang lagi besar. Liong atau naga dalam kebudayaan Tionghoa biasa menunjukkan kekuaan alam, sangat dihormati serta memiliki menyimbolkan nilai-nilai kebaikan.
Hmmm, kalau liong asli membutuhkan banyak orang, jadi ada ide untuk membuat miniaturnya, yang bisa dimainkan oleh…dua tangan! Baik kita langsung saja meliihat alat dan bahan yang dperlukan

Bahan
  • Karton susu
  • Lidi
  • Kret gelang
  • Lem tembak
  • Benang wol

Alat
  • Gunting
  • Pemanas lem
  • Penggaris
  • Pensil

Cara membuat
1. Bisa lihat pola ini


2. Menggambar pola pada karton

3. Gunting pola



4. Lem menjadi silinder tanpa tutup. 1 Kepala 3 badan panjang

 

5. Pasang rahang atas dan rahang bawah dengan karet gelang



6. Nah jadi begini hasil sementara, eh iya tambahkan ekor (kenapa badan ada 6?! karena yang 3 tadi dibagi  2 masing-masing)


7. Sambungkan kepala-badan-ekor dengan benang wol


8. Apa fungsi lidi?Ya untuk pegangan.Pasangkan pada kepala dan ruas badan sebelum ekor.Tempelkan dengan lem tembak.




9. Yak bentuk dasar sudah jadi. Mau dihias ala liong asli bisa, ala ular naga wayang juga bisa


Nah setelah naganya jadi, siapkan tutup gelas besi sebagai ganti simbal. Naga siap dimainkan!



Bonus : Trik menyembur api. Membuat terkagum-kagum anak-anak