Get me outta here!

Minggu, 24 Agustus 2014

Pojok Kreatif #5: Wayang Tanggalan




Setelah tanggal menunjuk angka 31, dengan bulan bernama Desember tempat sampah kita bersiap menerima tamu sampah-sampah kalender/tanggalan. Eits pikir-pikir dulu sebelum kertas tanggalan itu menuju tempat sampah, mungkin saja masih ada gunanya.
Wayang adalah salah satu bentuk kesenian tradisional jawa yang terkenal dan memiliki sejarah panjang. Akan tetapi, di kalangan anak-anak, ketenaran wayang hanya sekedar cerita saja. Tidak banyak yang memainkannya.
Kembali lagi melihat tanggalan tahun lalu yang berserakan, kenapa tidak dimanfaatkan jadi  bahan membuat wayang?Selanjutnya kita lihat bahan-bahan yang akan digunakan, selain kertas kalender

Bahan :
  • Tanggalan berbahan artpaper (mengkilat dan biasanya tanggalan yang berasal dari bank)
  • Kertas A4
  • Lem sepatu
  • Lem Bakar
  • Cat poster
  • Lidi
  • Batang bambu
  • Benang jahit
  • Pulpen

Alat :
  • Gunting
  • Jarum
  • Kuas

Bahan dan alat sudah terkumpul, tinggal kita buat saja. Membuat wayang ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu membuat tubuh wayang, dan membuat cempurit/ gagang penguat badan serta tunjuk(gagang untuk menggerakkan tangan)nya.

A. Badan
  • Pertama-tama kita gambar dulu tokoh wayang atau apapun yang mau dijadikan wayang. Gunakan pensil dulu ya.Disini mengambil tokoh Petruk
  • Tebalkan gambar wayang

  • Fotokopi gambar minimal 1 x. sehingga kita punya 2 atau maksimal 3 gambar
  • Salah satu gambar itu kita balik dan tiru garisnya. Hasilnya, kita memiliki 1 lembar gambar yang terbalik.
  • (3 langkah membuat gambar dasar bisa lebih sederhana dengan mencari gambar dari internet, edit, cetak).
  • Siapkan tanggalan bekas yang akan digunakan
  • Tempelkan gambar-gambar tadi ke tanggalan menggunakan lem kayu (atau lem kuat lain)
  • Potong gambar sesuai pola
  • Susun 2 atau 3 lapis gambar wayang tersebut
  • Warnai masing-masing bagian
  • Lubangi bagian persendian tangan, dengan jarum
  • Ambil lidi, masukkan ke dalam lubang persendian, kemudian potong secukupnya
  • Agar tidak lepas, sendi tadi dikunci dengan sedikit lem bakar
  • Tata…Badan sudah jadi
 

B. Gagang
  • Kita dapatkan bambu dulu (bahkan yang jelek menemukan di jalan juga tidak apa-apa)
Potong sesuai kebutuhan :
  • Untuk gagang badan,siapkan bambu sepanjang ukuran wayang +10 cm. Belah bagian tengah dengan ukuran sepanjang badan wayang. Jepit wayang dengan bambu itu dan jahit di beberapa bagian
  • Untuk gagang tangan, ambil bambu dengan panjang secukupnya, raut di dekat salah satu ujung hingga menjadi cekungan. Ambil benang dan buat simpul laso (lihat gambar bawah), kencangkan. Selanjutnya, salah satu ujung dimasukkan ke telapak tangan. Buat simpul atau kunci dengan lem bakar (lihat gambar)


  • Nah akhirnya wayang tanggalan siap ditanggap(dimainkan)

Sederhana bukan?Bahkan bahannya bisa di dapat di jalan (bambu). Caranya mudah dan menyenangkan. Dengan cara ini, kita bisa mengenalkan kebudayaan wayang pada anak-anak dengan cara menyenangkan, mudah dan murah
Sekian dulu. Kalau ada saran kasih tahu ya. Terimakasih

Senin, 18 Agustus 2014

Tantri Kamandaka (Permulaan): Maharaja Eswaryapada dan Tantri


Di jaman dahulu kala, di saat bumi dipenuhi oleh sejuta kerajaan, tersebutlah seorang maharaja yang kaya dan sangat berkuasa bernama Eswaryada. Eswaryada adalah raja dari sebuah kerajaan yang amat sangat luas bernama Pataliputranagara. Ia pandai, tampan dan berwibawa. Semua orang hormat padanya, karena dia raja yang baik dan menyenangkan rakyatnya. Segala gadis di seantero kerajaan bertekuk lutut di depannya. Apalagi yang bisa menggugah hatinya?
Alkisah, Maharaja Eswaryapada berjalan-jalan berkeliling negara melihat rakyatnya. Kebetulan di suatu tempat sedang diadakan pesta perkawinan oleh seorang hamba sahaya. Upacara itu diadakan dengan sebaik-baiknya kemampuan mereka. Banyak orang yang datang member selamat pada pasangan yang berbahagia tersebut. Setiap orang berbahagia mendengarnya, entah saudara atau tetangga, entah hamba atau pejabat desa.
Peristiwa gembira itu memunculkan kekaguman pada hati Eswaryapada. Inilah yang yang bisa membuat orang berbahagia melebihi harta dan kuasa, perkawinan! Demikianlah, maharaja Eswaryapada menitahkan tiap-tiap tahun, seorang wanita cantik harus menikah dengannya. Maharaja bukan orang yang tamak, ia hanya ingin melakukan banyak upacara perkawinan, agar lebih banyak lagi orang yang berbahagia.
Bertahun-tahun sudah sejak kejadian itu, sudah 6 istri yang dinikahi Maharaja Eswaryapada. Tahun yang baru sudah datang lagi, dan wanita cantik harus dicari lagi. Namun, wanita yang benar-benar cantik dan santun kini tinggallah seorang putri bernama Tantri, anak patih bernama Nittibaddheswara. Tantri yang sudah lama mengamati gerak-gerik Maharaja, ingin mengakhiri kesenangan Maharaja untuk kawin. Oleh karena itulah ia menawarkan dirinya untuk  menjadi istri sang Maharaja. Bagaimana dengan Maharaja?tentunya ia amat berkenan dengan pilihan yang ini, seketika setelah Tantri mengajukan diri, diadakanlah sebuah upacara pernikahan yang mahabesar, mahameriah dan mahaindah!Ya sebaik biasanya! Semua orang berbahagia, semua hewan ikut bersahut-sahutan, seluruh negri larut dalam kegembiraan…..
Tantri…Tantri…siapakah dia hingga berani sekali ingin mengakhiri kesenangan Maharaja untuk menikah?Ternyata ia bersenjatakan kebijaksanaan dan ilmu yang luas dan dalam tentang kehidupan. Setelah upacara selesai, Tantri kini tinggallah berdua dengan Sri Maharaja…
“Aku bahagia sekali bisa menikah denganmu Tantri” ucap sang Maharaja
“Demikian denganku, duhai suamiku” jawab Tantri
“Kini, apalagi yang akan kita lakukan?Ahh…kudengar kau memiliki segunung cerita yang bisa menenangkan seekor binatang buas sekalipun, bisakah kau menceritakannya padaku?” pinta Maharaja
“Benar suamiku. Aku memang punya segunung cerita. Tapi maukah tuan bersabar mendengar ceritaku?” jawab Tantri
“Tidak ada yang lebih kupuja dan kuinginkan selain engkau dan kisahmu. Tentu saja, ceritakanlah padaku kisah-kisah yang kaumiliki!” titah Maharaja
 Demikianlah, Tantri pun memulai ceritanya…….

Sejarah :
Tantri Kamandaka : Fabel India Rasa Indonesia

Ir. Soekarno sang Pahlawan Revolusi





Judul          : Masa Kecil Putra sang Fajar-Masa Kemerdekaan Putra sang Fajar
Penerbit      : Remaja Rosdakarya
Penulis       : Sari Puspitarini Soleh
Tahun         : 2004
Bahasa        : Indonesia

Judul          : Soekarno - Hatta
Penerbit      : Pustaka Lebah
Penulis       : Sundoro dan tim
Tahun         : 2007
Bahasa        : Indonesia

Proklamasi
Kami Bangsa Indonesia,dengan ini menyatakan kemerdekaannya
Hal-hal yang terkait pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
                                                                                                                          

Kalimat tersebut diucapkan pada 17 Agustus 1945 pukul 10.30 WIB sebagai bentuk pernyataan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka, bebas dari segala penjajahan. Pernyataan tersebut menjadi puncak perjuangan Bung Karno, Bung Hatta dan pejuang lainnya, baik muda maupun tua bahu membahu mewujudkan kemerdekaan Bangsa Indonesia dengan mengorbankan segenap jiwa dan raga. Akan tetapi, siapa sangka kalau Bung Karno yang penuh karisma ini dulunya adalah anak yang nakal bernama Koesno?

Bung Karno dilahirkan dari pasangan R. Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai dengan nama Koesno Sosrodiharjo pada tanggal di Jawa Timur.Di kemudian hari, nama Koesno ini dirubah menjadi Soekarno dengan alasan sering sakit-sakitan. Bung Karno adalah anak kedua dari dengan kakak bernama Karsinah (kemudian hari menjadi Soekarmini).Masa kecil Bung Karno sama seperti anak sebayanya yang nakal, tapi dengan didikan keras dari ayahnya lah, Bung Karno tumbuh menjadi anak yang pandai, berkemauan keras, serta bangga akan keIndonesiaannya.

Bung Karno menempuh pendidikan pertamanya di Eerste Inlandse School, kemudian dilanjutkan ke Europeesche Lagere School (ELS). Pendidikan menengahnya dilalui di  Hoogere Burger School (HBS )dan pendidikan tinggi beliau jalani di Technische Hoogeschool te Bandoeng. Selama masa pendidikan inilah kepribadian karismatik dan nasionalis beliau dibentuk. Bung Karno banyak bertemu dengan para tokoh perjuangan lain seperti HOS Cokroaminoto, Haji Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, Bung Hatta dll.Bung Karno juga menginisiasi terbentuknya berbagai organisasi perjuangan yang melahirkan tokoh-tokoh politik seperti PNI,Algemene Studie Club

Sepak terjang Bung Karno bukantanpa risiko pastinya, apalagi ditambah dengan semangat dan kharismanya. Gerak-geriknya selalu diawasi oleh pihak penjajah,baik Belanda maupun Jepang,  yang takut kalau-kalau Bung Karno membangkitkan pemberontakan di seantero Indonesia. Bahkan ada masanya Bung Karno masuk keluar penjara, meski begitu, semangat perjuangannya tak surut.Beliau selalu focus dengan tujuannya, terkadang pula harus mengorbankan perasaannya dengan bekerja sama dengan penjajah. Pertentangan dengan kaum muda pun pernah dihadapi. Para pemuda dengan semangat menggebu mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera menyatakan kemerdekaan BAngsa Indonesia. Bagaimana tanggapan Bung Karno dan yang lain?Mereka tetap tenang dan sabar menunggu waktu yang tepat.
Kesabaran mereka tidak sia-sia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pun dikumandangkan…….

Kisah hidup Bung Karno dan pejuang kemerdekaan lainnya adalah kisah yang selalu menarik untuk disimak berbagai kalangan. Akan tetapi, kisahnya yang sangat seringkali membuat pembaca dari usia muda cepat bosan,padahal merekalah yang akan mewarisi semangat kemerdekaan Bangsa Indonesia. Kenyataan ini mendorong beberapa penerbit menyusun buku kisah  dalam bentuk sederhana dan menarik. Yayasan Bung Karno (bekerjasama dengan Penerbit Rosdaraya ) serta Penerbit Lebah adalah beberapa penerbit yang mewujudkan hal tersebut. Penerbit Rosdakarya yang menjadi rekan kerjasama Yayasan Bung Karno menerbitkan seri kehidupan Bung Karno mulai dari masa anak-anak hingga masa kemerdekaan, yang berjumlah 7 buku. Penerbit lainnya, yaitu Pustaka Lebah, menerbitkan satu buku yang didalamnya memuat kisah Bung Karno dari kecil hingga proklamasi kemerdekaan.

Prajurit yang gugup tidak sengaja menembakkan senapannya, tepat dibelakang Bung Karno! (Rosdakarya)

Cerita yang diusung penerbit Rosadakarya lebih detail dibandingkan dengan Pustaka Lebah. Kisah Bung Karno dibagi dalam 7 buku yaitu, masa kanak-kanak,masa pemuda,masa remaja,masa dewasa, masa prakemerdekaan 1,masa prakemerdekaan 2 dan masa kemerdekaan. Sumber utama dari kisah-kisah ini adalah biografi Bung Karno oleh Cindy Adams. Penerbit Rosdakarya menyederhanakan kisah dalam biografi tapi tetap menyertakan bagian-bagian detail yang penting atau menarik. Oleh karena itu, selain pembentukan karakter Bung Karno yang cerdas, berwibawa,nasionalis dan memiliki pandangan jauh ke depan, kisah percintaan Bung Karno (yang seringkali mengherankan)  dan kejadian lain yang unik bin lucu juga ikut ditampilkan. Siapa yang pernah mendengar kisah ada ajudan Bung Karno, yang karena gugup menembakkan senapan ke udara, tepat di belakang Bung Karno?Atau mungkin cerita Bung Karno yang buang air kecil di pesawat, tapi airnya menciprati Bung Hatta dan yang juga menumpang?Hahahahahaha.

Walaupun di kemudian hari merangkul pihak komunis, Bung Karno toh orang taat beribadah (Rosdakarya)

Cerita di tiap bukunya ditampilkan dengan bahasa yang sederhana dan singkat. Ilustrasi berupa kartun juga ikut meramaikaan halaman-halamannya, dan berkat ilustrasi inilah cerita Bung Karno jadi lebih enak untuk diikuti karena hidup. Sayangnya, buku ini punya kelemahan. Di beberapa bagian cerita, perpindahannya terasa mendadak dan meloncat, hal ini sering menimbulkan gap. Tapi keseluruhan hasilnya cukup baik dan menghibur.

 Bung Karno mengunjungi pasukan dengan berkuda, padahal baru berlatih 24 jam sebelumnya (Rosdakarya)

Penerbit Pustaka Lebah melakukan pendekatan yang berbeda untuk menampilkan kisah Bung Karno. Dalam bukunya, Pustaka Lebah menggunakan komik sebagai bentuk ceritanya. Cara ini memang lebih banyak berpotensi menjaring pembaca, terutama anak-anak. Komik membuat kisah Bung Karno lebih menarik dan mudah dibaca. Selain itu masa kecil dan remaja tidak dibahas Tetapi ada kelemahannya, karena banyak detail yang dihilangkan. Selain itu, bagi yang tidak terbiasa membaca komik tentu akan kesulitan mengurutkan panel ceritanya.

 
Kronologi sejarah ditampilkan sehingga pembaca bisa lebih mengikuti dengan baik (Pustaka Lebah)

Detik-detik kemerdekaan (Pustaka Lebah)

Buku yang membahas sudah banyak dan berkembang. Meskipun memiliki beberapa kelemahan perlu dipuji usaha mereka untuk menghadirkan cerita Bung Karno yang lebih ramah untuk anak-anak. Kita boleh berharap, anak-anak jadi lebih ingin membaca kisah-kisah tersebut dan semangat “MERDEKA” berkobar di hati mereka. Selain itu, bolehlah berharap tidak hanya kisah hidup Bung Karno saja yang dibuat untuk anak-anak, tapi juga karya, ideologi dan beberapa tulisan Bung Karno lainnya yang juga sama inspiratifnya, seperti Indonesia Menggugat, Nawaksara dll.

 Akhir kata…..MERDEKA!!

Minggu, 17 Agustus 2014

Tantri Kamandaka : Fabel India rasa Indonesia


Candapinggala,tokoh singa dalam Tantri Kamandaka

Pernah dengar kisah kura-kura yang terbang bersama angsa?Judul lucu, pasti isinya lucu, bukan begitu?Tapi ternyata isinya berisi nasihat untuk tidak mengabaikan saran seorang sahabat. Cerita ini terdapat dalam kisah Tantri Kamandaka, kumpulan cerita fabel kuno yang pada jaman dahulu...yaa..sering diceritakan,tapi kini hampir terlupakan.
Tantri Kamandaka merupakan kumpulan cerita fabel tradisional yang sarat nilai moral (Tantri: ilmu Kamandaka:Kamandakisi: hewan). Kumpulan cerita ini menyadur kisah Pancatantra yang berasal dari India. Versi Pancatantra yang diambil adalah Pancatantra Tantropakhyana, yang ditulis oleh Vasubhaga (Basubaga dalam Tantri Kamandaka). Versi Tantropakhyana ini dijumpai di India bagian Selatan. Tantropakhyana ini mungkin sampai ke Indonesia karena ada hubungan damai atau malah invasi

 Pengaruh India di Asia Tenggara

 Sama seperti kisah aslinya, Tantri Kamandaka merupakan satu cerita utama yang terdiri dari jalinan banyak cerita di dalamnya.Kisah diawali dengan seorang raja yang ingin menikahi semua wanita cantik di negerinya. Kesukaan raja itu kemudian berhenti saat Tantri, calon istri berikutnya, menceritakan berbagai kisah kepada sang raja.

 Pola cerita dalam Tanri Kamandaka. A adalah cerita utama dengan A.1, A.1.1 dan seterusnya adalah cerita di dalam cerita utama.

Berdasarkan penelitian Dr. C Hooykas, penggubahan Tantri Kamandaka terjadi pada sekitar 1200-an Masehi. di Indonesia terdapat 12 macam naskah Tantri yaitu, 3 dalam bahasa Jawa Kuno, 2 dalam bahasa Jawa Baru, 2 dalam bahasa Madura, 5 dalam bahasa Bali, sembilan naskah terakhir termasuk naskah muda dan dalam keadan yang sangat buruk.. Media penuturan nya bermacam-macam, mulai dari lontar hingga dalam bentuk relief candi. Candi yang memuat kisah dalam Tantri Kamandaka ada beberapa, contohnya antara lain Candi Mendut (Magelang), Candi Sojiwan(Yogyakarta), Candi Jago (Malang)

Relief Sapi melawan singa di Candi Sojiwan (http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sojiwan)

Relief Dua kakaktua yang berbeda sifat di Candi Mendut (http://www.kisahkamu.com/2013/03/sejarah-asal-usul-candi-mendut-history-of-java.html?m=0)

Relief kura-kura dan angsa di Candi Jago (http://sumarnoguritno.blogspot.com/2013/04/cerita-tantri-pada-relief-candi-jago.html)

Tantri Kamandaka memang mirip Panchatantra, namun demikian Tantri Kamandaka memiliki perbedaan-meskipun tidak besar- yang bisa dilihat. Pada Panchatantra Tantropakhyana, Maharaja Eswaryapada adalah raja yang ingin menikah terus menerus setiap malamnya. Terlihat kalau ini hanya keinginan egois seorang raja.  Berbeda dengan Tantri Kamandaka, sang raja ingin menikahi setiap gadis yang berbeda karena dia pernah melihat, kalau acara pernikahan tidak hanya menyenangkan pasangan dan keluarganya, tapi juga para tamu dan orag di dekatnya. Selain itu,. Kisah yang diambil pun hanya kisah persahabatan dari Lembu dan Singa. 

Beberapa ilustrasi Tantri Kamandaka gaya Bali (klik untuk perbesar)



Perbedaan yang lainnya adalah surga dan neraka sebagai bagian dari hukum sebab-akibat/karma sangat ditekankan dalam beberapa kisah Tantri Kamandaka. Manusia maupun hewan bisa mendapatkan konsekuensi baik maupun buruk, masuk surga maupun neraka, tergantung perbuatannya. Bagian ini jelas berbeda dengan Panchatantra yang hanya memunculkan karma di dunia.   
Dibalik perbedaan-perbedaan itu, perlu diakui kehebatan pujangga Nusantara jaman dahulu yang mampu memodifikasi kisah asing menjadi sesuai dengan konsep budaya dan agama pada saat itu. Bayangkan apabila kisah Tantri Kamandaka dipercantik dengan ilustrasi yang indah, pasti bisa menjadi cerita anak menarik!tidak melulu hanya berpaling pada kisah Mahabharata dan Ramayana.
Agar lebih banyak dikenal, pada artikel lanjutan akan ditulis cerita-cerita dalam Tantri Kamandaka. Sumber dari kisah yang nanti dituliskan  adalah buku Candapinggala: Kisah Persahabatan Singa dan Lembu (nama tokoh singa dalam kisah Tantri Kamandaka)  terbitan U.P Indonesia tahun 1982. yang diterjemahkan Kamajaya. Candapinggala adalah terjemahan Indonesia yang (ironisnya) berasal dari terjemahan Belanda oleh Dr.C. Hooykas 


Oke selamat menanti dan menikmati kisah Tantri Kamandaka di artikel selanjutnya!(dwi)

Kisah Tantri Kamandaka :
Tantri Kamandaka (Permulaan) : Maharaja Eswarayapada dan Tantri

Lihat juga :
Bujang Permai-Murti Bunanta
Mengapa Tubuh Udang Bengkok-Murti Bunanta
Mengembara ke Kaki Langit-Rahmah Asa