Get me outta here!

Selasa, 28 Oktober 2014

Pancatantra : Kisah Hewan dan Manusia Bijaksana dari India


Pernahkah kita melihat orang yang sulit diajari sesuatu?Pastilah mengesalkan jika menghadapi orang seperti itu. Tapi tunggu dulu, orang itu belum tentu tidak mengerti karena mereka memiliki kekurangan untuk memahami, tapi bisa saja salah kita yang menjelaskan terlalu rumit,terlalu njlimet bahasanya dan lain sebagainya. Lalu bagaimana? Jelaskan saja menggunakan contoh yang dapat dilihat pada kehidupan sehari-hari! Hal tentang mengajarkan kebijaksanaan inilah yang diperlihatkan dalam kisah Panchatantra.






India dikatakan menjadi sumber cerita fabel dunia. Sumber cerita yang dimaksud mungkin sebagian besar tertulis dalam Pancatantra, sebuah kumpulan cerita fabel kuno yang mengajarkan kebijaksanaan kebijaksanaan moral. Hal menarik dari Pancatantra adalah setiap kisah utama terjalin dari bermacam kisah. Tokoh dalam suatu cerita bisa menceritakan kisah lain, sehingga mucul kisah dalam kisah. Selain itu juga banyak dijumpai pepatah atau seloka. Seloka ini adalah ringkasan moral dari kisah yang telah diceritakan.


Ilustrasi jalinan kisah dalam Pancatantra


Pancatantra merupakan kumpulan kisah yang dianggap paling tua. Para ahli memperkirakan kisah-kisah ini dituliskan pada abad ke 3 sebelum Masehi. Cerita lisan yang beredar di India Kuno diperkirakan menjadi sumber tulisan Pancatantra. Mulanya Pancatantra dituliskan dalambahasa India yaitu Sansekerta, namun kemudian menyebar ke segenap penjuru Dunia. Kini para ahli menemukan bahwa ada 200 versi Pancatantra dan dituliskan dalam 50 bahasa. Semua itu tersebar dari Indonesia hingga Islandia.




Diagram sederhana proses persebaran Pancatantra (lebih lengkap di sini atau ini)


Pancatantra di India terbagi menjadi 2 versi, yaitu Tantrahyayika dan Tantropakhyana. Tantrahyayika yang tersebar di India Utara ditulis oleh VIshnusharma, sedangkan Tantropakhyana yang tersebar di India Selatan ditulis oleh Vasubhaga (Basubaga dalam kisah Tantri Kamandaka). Pancatantra yang menyebar di Timur Tengah dan Eropa mengikuti versi Tantrahyayika. Tantrahyayika diawali dengan kisah pendeta yang mengajari tiga orang pangeran yang dungu. Pengajarannya dibagi menjadi 5 bab :  Mitra-bedha (Retaknya Persahabatan), Mitra-labha (Membina Persahabatan), Kakolukiyam (Ikhtiar dan Siasat), Labdhapranasam (Kehilangan Keberuntungan)  serta Apariksitakarakam (Ceroboh).


Tantrahyayika menjadi versi yang umumnya tersebar di benua Eropa dan Timur Tengah. Burzoy, seorang dokter Persia adalah orang yang berperan dalam menyebarkan Pancatantra ini. Dia mengalihbahasakan Pancatantra versi Tantrahyayika dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Pahlevi (bahasa yang dipakai di Persia) dengan judul Karataka wa Damanaka. Karataka wa Damanaka ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani. Penerjemahan selanjutnya dilakukan oleh Ibn al-Muqaffa, yang menerjemahkan Karataka wa Damanaka menjadi bahasa Arab dengan judul Kalila wa Dimnah (Kalila wa Dimnah ini menjadi karya prosa Arab terbaik pertama). Pancatantra versi Arab ini menjadi salah satu pembuka jalan Pancatantra berkembang ke seluruh penjuru dunia. Kalila wa Dimnah kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa, bahasa Persia, Melayu, Yunani hingga bahasa Ibrani.

Pancatantra dengan ilustrasi bergaya Persia



Salah satu bagian Kalila wa Dimnah

Terjemahan Ibrani mungkin menjadi salah satu yang terpenting, karena Pancatantra versi Ibrani ini diterjemahkan oleh John Capua ke dalam bahasa Latin dengan judul Directorium Humanae Vitae pada tahun 1480. Pancatantra gubahan John Capua ini kemudian mendasari munculnya berbagai versi Eropa, The Fables of Bidpai karya Sir John merupakan terjemahan Inggris pertama yang menjadi turunan dari terjemahan Latin John Capua. Jean de la Fontaine yang terkenal dengan puisi hewannya, juga menerbitkan Pancatantra versinya bernama The Fables of Bidpai.


Pancatantra dalam edisi Latin oleh John Capua


Pancatantra yang tersebar ke bagian Timur(Asia Tenggara)  bervariasi.  Para ahli meneliti, ada 2 sumber yang menjadi awal mula penyebaran Pancatantra di Asia Tenggara yaitu Kalila wa Dimnah (versi Arab) dan Tantropākhyāna (Pancatantra berbahasa Sansekerta dengan gaya India Selatan). Salah satu versi Melayu merupakan terjemahan dari Kalila wa Dimna yang termasuk versi Tantrahyayika, dan terjemahan Melayu yang lain, serta dalam beberapa bahasa Asia Tenggara lainnya mengikuti versi Tantropakhyana.  Tantropakhyana cukup berbeda dengan Tantrahyayika dalam hal jumlah bab, cerita utama dan beberapa kisah di dalamnya. Apabila Tantrahyayika diawali dengan kisah seorang pendeta yang mengajar pangeran yang bodoh, maka Tantropakhyana diawali dengan kisah seorang raja yang ingin menikah sepanjang. Bab yang diceritakan dalam Tantropakhyana hanya 4 dengan judul yang berbeda dengan  Tantrahyayika antara lain Nandakaprakaraa (cerita seekor lembu), Maṇḍūkaprakaraa (cerita si kodok) ,  Pakiprakaraa (cerita para burung), Piśacaprakaraa (cerita para pisaca (semacam raksasa)). Beberapa karya Pancatantra di Asia Tenggara dan terutama Tantri Kamandaka, memiliki banyak kemiripan dengan versi Tantropakhyana sehingga para ahli berpendapat kalau Pancatantra Tanropakhyana lah yang menjadi sumber naskah. Dugaan lain, persebaran versi Tantropakhyana sebagai akibat adanya hubungan antara kerajaan India di bagian selatan dengan daerah-daerah di Asia Tenggara, entah dalam misi damai atau invasi.


Ilustrasi Tantri Kamandaka, versi Jawa Kuno dari Pancatantra Tantropakhyana ( dengan ilustrasi gaya Bali)

Pancatantra dalam perjalanannya keluar dari India, mengalami beberapa perubahan, baik dari cerita maupun tokohnya. Pancatantra dalam tradisi India termasuk kedalam nitisastra , dalam beberapa terjemahan ada penyesuaian dengan norma atau moral seturut daerah asal penerjemah atau disesuaikan dengan tuntutan religius. Contoh perubahan Pancatantra dapat dilihat pada Kalila wa Dimna dari Arab atau Tantri Kamandaka dari Indonesia. Pada cerita asli Pancatantra bab pertama, cerita selesai saat singa serta lembu mati bertarung sebagai akibat adu domba Damanaka, serigala yang licik dan jahat. Hal seperti ini tentu kurang tepat untuk agama-agama Semit atau budaya Indonesia, sehingga diperlukan penggubahan cerita. Pada Kalila wa Dimna, Muqqafa memasukkan 1 subbab yang menceritakan Damanaka mendapatkan hukuman karena kelicikannya. Tantri Kamandaka berbeda lagi, Sambaddha (nama untuk tokoh serigala yang licik) mengalami nasib yang mengenaskan, bahkan dia masuk neraka.

 
Akhir cerita dari Tantri kamandaka

Pancatantra telah menginspirasi seniman di berbagai jaman dan tempat. Beberpa daerah di India, Sri Lanka dan Asia tengah ditemukan berbagai macam artifak dengan gambar adegan Pancatantra. Selain itu, Pancatantra juga menjadi  tema hiasan di candi-candi India, berdampingan dengan Ramayana atau Mahabarata. Tidak kalah dengan di daerah asalnya, Indonesia juga memiliki hal yang serupa. Beberapa candi di Indonesia juga memiliki relief berdasarkan Pancatantra (atau Tantri Kamandaka) seperti candi Mendut, Sojiwan, Jago
(gambar relief dan seni terinspirasi Pancatantra)


Relief SInga menggigit sapi di candi Sojiwan,Yogyakarta


Relief dari  candi di Balligavi , India

Demikian perjalanan panjang kita mengenal sebuah kumpulan fabel bernilai kebijaksanaan. Kalau orang jaman dahulu sudah mengenal nilai kebijaksanaan yang setinggi itu, seyogyanya kita juga bisa belajar dan menjadi lebih bijak(dwi)


Rabu, 22 Oktober 2014

Makna cinta yang sesungguhnya


Judul buku             :        Love Kasih sayang
Ilustrator                 :        Huang Qingrong
Penerbit                   :        Elex Media  Komputindo
Tahun terbit           :        2000
Hlmn                        :        123 hlmn


Sebuah buku yang penuh makna ini menceritakan tentang makna cinta sesungguhnya baik itu diantara teman, kakak-adik, ibu dan anak. Dan yang membuat pembaca tidak bosan membacanya karena selain text cerita, buku ini juga disertai dengan gambar-gambar kartun yang sangat lucu dan tentunya sangat menarik.

Selain itu juga di dalam buku ini mengajarkan kita banyak hal seperti kasih sayang seorang ibu yang telah tua dan renta ingin mewujudkan  impian anaknya menjadi kenyataan. Ada juga tentang pelajaran, bagaimana seorang sahabat yang harus mengerti bagaimana karakter sahabatnya. 




Ada   juga tentang makna cinta sejati di antara sepasang suami istri yang telah berpisah berpuluh-puluh tahun. Sehingga status sosial diantara keduanya berubah sang istri menjadi gelandagan dan sang suami menjadi pejabat negara. Tapi endingnya sepasang suami istri ini dapat kembali bertemu hanya dengan sebuah cermin. Dan masih banyak kisah-kisah cinta yang lain di dalam buku ini, dan tentunya di dalam cerita tersebut ada sebuah pelajaran yang  pembaca dapat ambil.

Secara keseluruhan buku Love kasih sayang sangat menarik, ditambah lagi bukunya sangat simple sehingga bisa di bawa kemana-mana. Dan  buku ini sangat cocok untuk dibaca anak-anak karena mengajarkan tentang apa itu sebenarnya kasih sayang yang sesungguhnya dan mereka dapat mempraktekkannya di dalam kehidupan mereka sehari-hari.(I_one H24)










.




Jumat, 17 Oktober 2014

Gen Si Kaki Ayam


Judul Buku          :         Gen Si Kaki Ayam 
Penulis                 :         Keiji Nakazawa
Tahun terbit         :         1996
Penerbit               :         Yayasan Obor Indonesia
Halaman              :         xxii + 288 hlmn



“ Pernah anda bayangkan bagaimana jika seandainya keluarga anda di anggap pemberontak oleh negara ?”

Di dalam cerita Gen Si Kaki Ayam mengambarkan tentang kehidupan sebuah keluarga di kota Hirosima selama masa Perangan Dunia II,  harus sembunyi di bawah benteng-benteng buatan ketika pesawat-pesawat Amerika Serikat datang menghampiri kota Hirosima pada waktu yang tidak bisa ditentukan.


Selain itu konflik yang di dalam cerita yang bejernis kartun ini, keluarga ini juga harus menghadapi penghinaan, pengucilan dari lingkungan sekitarnya, dan terkadang nyawa keluarga  ini menjadi taruhan hanya karena paham yang mereka pegang. Karena masyarakat sekitar menganggap mereka  adalah penghianat negara Jepang, tidak mendukung negara Jepang melawan Amerika Serikat dan sekutunya. Meskipun sebenarnya keluarga ini mempunyai alasan tersendiri mengapa tidak mendukung perang, karena sang kepala keluarga kecil ini menganggap bahwa perang hanya bisa membawa kerusakan, penderitaan bagi masyarakat Jepang.

Cerita Gen Si Kaki Ayam di angkat dari kisah nyata seorang korban bom Hirosima, yang secara keseluruhan  buku ceritanya terdiri dari episode 1-20 dari kelurganya utuh terdiri dari 4 orang bersaudara sampai satu demi satu anggota keluarganya meninggal akibat dari Perang Dunia II.

Dari kisah Gen Si Kaki Ayam mengajarkan kepada setiap pembaca bagaimana rasa kekompakan di antara sesama satu keluarga ketika menghadapi banyak masalah dan bagaimana seorang kasih sayang seorang ibu di dalam menyangi anak-anaknya, bagaimana seorang ayah yang selalu menjadi benteng keluarga di dalam menghadapi segala situasi dan kondisi baik perekomian kelurga maupun berbagai lecehan-lecehan yang di hadapi oleh kelurga Gen Si Kaki Ayam setiap saat. (I_one H24)




Kamis, 16 Oktober 2014

Fabel Aesop : Singkat,Padat dan Menggelitik



Pernahkah kamu mendengar kisah belalang dan semut?Kisah yang menggambarkan kerja keras semut menyiapkan makanan dengan belalang yang santai-santai bernyanyi dan menari? Siapa sangka kisah yang sangat familiar ini ternyata berumur sudah sangat tua. Betul kisah belalang dan semut ini hanya satu dari sekian ratus cerita dari Fabel Aesop yang umurnya sudah lebih dari 2000 tahun!


Fabel Aesop adalah kumpulan fabel yang sangat ringkas, paling panjang mungkin hanya sepanjang satu halaman A4, dan paling pendek hanya setengah halaman (tergantung versi). Jumlah ceritanya bisa mencapai ratusan! Tapi itupun tergantung versi ceritanya siapa.haha. Sejarah yang menceritakan asal usul kumpulan fabel ini tidaklah jelas. Aesop yang dikatakan menjadi sumber cerita fabel ini adalah seorang budak yang hidup pada zaman Yunani kuno,abad ke 6 Sebelum Masehi. Tapi beberapa cerita dalam Fabel Aesop sendiri memiliki kemiripan dengan cerita lain yang lebih kuno. Contohnya adalah cerita "Serigala dan Bangau" di Fabel Aesop memiliki kemiripan dengan cerita "Harimau dan Burung Pelatuk" di Jataka dan Pancatantra. Oleh karena itu, masih diragukan apakah benar Aesop sendiri yang mengarang cerita tersebut.

Burung pelatuk mengambilkan tulang yang terselip di tenggorokan

Fabel Aesop kini mendunia, tapi belum ada kepastian bagaimana proses tersebarnya cerita ini dari masa Yunani Kuno. Namun demikian ada 2 karya penting yang dianggap menjadi dasar dari Fabel Aesop yang sekarang yaitu cerita berbahasa Yunani oleh Babrius dan cerita berbahasa Latin oleh Phaedrus. Kedua karya tersebut dibuat kira-kira pada abad pertama masehi. Fabel Aesop berbahasa latin tersebut menjadi salah satu karya tulis yang terkenal di daratan Eropa, selain karena kesederhanaan dan nilai moralnya, juga berkat kemajuan teknik cetak. Saat masa kejayaannya di Eropa, selain diterjemahkan ke berbagai bahasa, Fabel Aesop juga banyak diceritakan ulang dengan gaya bercerita dan interpretasi yang berbeda. Salah satu karya terkenal yang mengambil Fabel Aesop sebagai bahannya adalah puisi buatan Jean de la Fontaine. Selain terkenal di Eropa, Fabel Aesop juga merambah ke timur jauh (mis : Jepang, Cina) seiring dengan peningkatan perdagangan dan hubungan antar kedua benua.

Foto Jean de la Fontaine dan karyanya


Perkembangan Fabel Aesop sendiri sampai abad 18 belum dikhususkan sebagai bacaan anak, malahan cerita ini banyak dipakai guru, filsuf, orator, pengkhotbah agama atau moralis. John Locke adalah orang yang dicatat pertama kali, pada tahun 1693, sebagai orang yang berpikir kalau Aesop bisa dibaca dan digunakan oleh anak-anak.  Namun, ide tersebut sebenarnya bukan hal yang baru. Paus Pius IV pernah memerintahkan Gabriele Faerno untuk membuat Centum Fabulae, kisah Aesop yang diharapkan bisa digunakan untuk pembelajaran moral dan bahasa anak-anak. Lalu ada Raja Prancis Louis XIV memerintahkan pembuatan patung-patung berdasar kisah Aesop, untuk ditempatkan dalam taman Versailles agar bisa digunakan sebagai bahan pelajaran anaknya yang berumur 6 tahun. Fabel Aesop baru secara spesifik ditujukan untuk anak pada tahun 1730 yang terdapat dalam 6 dari 8 jilid buku NouvellesPoésies Spirituelles et Morales sur les plus beaux airs.
John Locke, seorang dokter dan filsuf berkebangsaan Inggris
(sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/John_Locke)


Sampul Centum Fabulae


Cerita dalam Fabel Aesop masih tetap bertahan hingga jaman modern, semakin menarik dengan ilustrasi yang semakin baik. Beberapa illustrator maupun pengarang terkenal abad 20 akhir juga ikut meramaikan, seperti Eric Carle yang mengilustrasikan beberapa kisah Fabel Aesop dan Jerry Pinkney membuat The Lion and The Mouse yang  memenangkan Caldecott Medal tahun 2010

Mbah Eric Carle

Buku Rabbit and Turtle berisi beberapa cerita Fabel Aesop yang diilustrasikan Eric Carle


Jerry Pinkney!

The Lion and The Mouse, buku anak tanpa kata yang menjadi jawara Caldecott Medal 2010

Oke, demikianlah cerita singkat mengenai Fabel Aesop. Semoga di postingan mendatang, Bledug Mrapi bisa menghadirkan kisah-kisahnya dalam blog ini. Sampai jumpa.:)

Kamis, 02 Oktober 2014

Kenapa Nyamuk Berdengung??




Penulis : Verna Aardema
Ilustrator : Leo dan Diane Dillon
Penerbit: Pied Pepper Book
Tahun: 1978






Awal mula bencana, mungkin si nyamuk salah melihat ukuran yam yang dibawa petani


Nyamuk senang menceritakan banyak hal yang tidak masuk akal kepada iguana. Iguana yang tidak senang menutup telinganuya dengan cabang kayu begitu seterusnya hingga mengakibatkan anak burung hantu mati. Ibu burung hantu sedih hingga ia tidak bisa mendatangkan siang oleh kicauannya. Para hewan di hewan kemudian berkumpul mencari siapa penyebab masalah ini. Para hewan kemudian memutuskan nyamuk adalah hewan yang paling bertanggung jawab atas perkara ini. Nyamuk kabur kemudian mulai mengobrol di dekat manusia “Apakah para hewan masih marah padaku?” Apa jawab manusia?Puakkk!Sebuah tepukan panas.

 Setelah diadakan rapat, hewan-hewan memtuskan nyamuk bersalah.


Buku ini mengajarkan apa yang disebut sebagai sebab-akibat. Apa yang bisa diakibatkan oleh seseorang pada suatu komunitas atau suatu kelompok. Selain itu, bisa dikatakan oleh buku ini, berkata sebelum memastikan kebenarannya dan terlalu banyak bicara itu bisa mengakibatkan hal yang buruk. 

Nyamuk bertanya "Apa mereka masih marah padaku?"

Buku ini didukung dengan gambar yang cantik dengan warna-warni yang cerah di tiap halamannya. Ekspresi dari tiap hewan juga sesuai dengan peristiwa yang sedang dibicarakan tiap halaman. Ilustrasi yang dibuat oleh Leo dan Diane Dillon berhasil mendapatkan gelar buku bergambar terbaik, Caldecott Medal Winner, pada tahun 1976. Mungkin ceritanya terasa berlebihan, hanya karena tidak memastikan kebenaran ceritanya, nyamuk membuat sebuah rangkaian kepanikan dan bencana. Akan tetapi tanggung jawab dari setiap perkataan jadi nampak terlihat. Demikianlah, mari kita belajar dari kesalahan si nyamuk.