Judul : Masa Kecil Putra sang Fajar-Masa Kemerdekaan Putra sang Fajar
Penerbit : Remaja Rosdakarya
Penulis :
Sari Puspitarini Soleh
Tahun :
2004
Bahasa :
Indonesia
Judul : Soekarno - Hatta
Penerbit : Pustaka Lebah
Penulis :
Sundoro dan tim
Tahun :
2007
Bahasa :
Indonesia
Proklamasi
Kami Bangsa Indonesia,dengan ini
menyatakan kemerdekaannya
Hal-hal yang terkait pemindahan
kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya
Kalimat
tersebut diucapkan pada 17 Agustus 1945 pukul 10.30 WIB sebagai bentuk
pernyataan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka, bebas dari segala
penjajahan. Pernyataan tersebut menjadi puncak perjuangan Bung Karno, Bung
Hatta dan pejuang lainnya, baik muda maupun tua bahu membahu mewujudkan kemerdekaan
Bangsa Indonesia dengan mengorbankan segenap jiwa dan raga. Akan tetapi, siapa
sangka kalau Bung Karno yang penuh karisma ini dulunya adalah anak yang nakal
bernama Koesno?
Bung
Karno dilahirkan dari pasangan R. Soekemi Sosrodiharjo dan Ida Ayu Nyoman Rai dengan
nama Koesno Sosrodiharjo pada tanggal di Jawa Timur.Di kemudian hari, nama
Koesno ini dirubah menjadi Soekarno dengan alasan sering sakit-sakitan. Bung
Karno adalah anak kedua dari dengan kakak bernama Karsinah (kemudian hari
menjadi Soekarmini).Masa kecil Bung Karno sama seperti anak sebayanya yang
nakal, tapi dengan didikan keras dari ayahnya lah, Bung Karno tumbuh menjadi
anak yang pandai, berkemauan keras, serta bangga akan keIndonesiaannya.
Bung
Karno menempuh pendidikan pertamanya di Eerste
Inlandse School,
kemudian dilanjutkan ke Europeesche Lagere
School (ELS).
Pendidikan menengahnya dilalui di Hoogere Burger School (HBS )dan pendidikan tinggi
beliau jalani di Technische
Hoogeschool te Bandoeng. Selama masa pendidikan inilah kepribadian karismatik dan
nasionalis beliau dibentuk. Bung Karno banyak bertemu dengan para tokoh
perjuangan lain seperti HOS Cokroaminoto, Haji Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, Bung
Hatta dll.Bung Karno juga menginisiasi terbentuknya berbagai organisasi
perjuangan yang melahirkan tokoh-tokoh politik seperti PNI,Algemene Studie Club
Sepak
terjang Bung Karno bukantanpa risiko pastinya, apalagi ditambah dengan semangat
dan kharismanya. Gerak-geriknya selalu diawasi oleh pihak penjajah,baik Belanda
maupun Jepang, yang takut kalau-kalau Bung
Karno membangkitkan pemberontakan di seantero Indonesia. Bahkan ada masanya Bung
Karno masuk keluar penjara, meski begitu, semangat perjuangannya tak surut.Beliau
selalu focus dengan tujuannya, terkadang pula harus mengorbankan perasaannya
dengan bekerja sama dengan penjajah. Pertentangan dengan kaum muda pun pernah
dihadapi. Para pemuda dengan semangat menggebu mendesak Bung Karno dan Bung
Hatta untuk segera menyatakan kemerdekaan BAngsa Indonesia. Bagaimana tanggapan
Bung Karno dan yang lain?Mereka tetap tenang dan sabar menunggu waktu yang
tepat.
Kesabaran
mereka tidak sia-sia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia pun dikumandangkan…….
Kisah
hidup Bung Karno dan pejuang kemerdekaan lainnya adalah kisah yang selalu
menarik untuk disimak berbagai kalangan. Akan tetapi, kisahnya yang sangat
seringkali membuat pembaca dari usia muda cepat bosan,padahal merekalah yang
akan mewarisi semangat kemerdekaan Bangsa Indonesia. Kenyataan ini mendorong
beberapa penerbit menyusun buku kisah
dalam bentuk sederhana dan menarik. Yayasan Bung Karno (bekerjasama
dengan Penerbit Rosdaraya ) serta Penerbit Lebah adalah beberapa penerbit yang
mewujudkan hal tersebut. Penerbit Rosdakarya yang menjadi rekan kerjasama Yayasan Bung
Karno menerbitkan seri kehidupan Bung Karno mulai dari masa anak-anak hingga masa
kemerdekaan, yang berjumlah 7 buku. Penerbit lainnya, yaitu Pustaka Lebah,
menerbitkan satu buku yang didalamnya memuat kisah Bung Karno dari kecil hingga
proklamasi kemerdekaan.
Prajurit yang gugup tidak sengaja menembakkan senapannya, tepat dibelakang Bung Karno! (Rosdakarya)
Cerita
yang diusung penerbit Rosadakarya lebih detail dibandingkan dengan Pustaka Lebah.
Kisah Bung Karno dibagi dalam 7 buku yaitu, masa kanak-kanak,masa pemuda,masa
remaja,masa dewasa, masa prakemerdekaan 1,masa prakemerdekaan 2 dan masa
kemerdekaan. Sumber utama dari kisah-kisah ini adalah biografi Bung Karno oleh
Cindy Adams. Penerbit Rosdakarya menyederhanakan kisah dalam biografi tapi tetap
menyertakan bagian-bagian detail yang penting atau menarik. Oleh karena itu,
selain pembentukan karakter Bung Karno yang cerdas, berwibawa,nasionalis dan
memiliki pandangan jauh ke depan, kisah percintaan Bung Karno (yang seringkali
mengherankan) dan kejadian lain yang
unik bin lucu juga ikut ditampilkan. Siapa yang pernah mendengar kisah ada
ajudan Bung Karno, yang karena gugup menembakkan senapan ke udara, tepat di
belakang Bung Karno?Atau mungkin cerita Bung Karno yang buang air kecil di
pesawat, tapi airnya menciprati Bung
Hatta dan yang juga menumpang?Hahahahahaha.
Walaupun di kemudian hari merangkul pihak komunis, Bung Karno toh orang taat beribadah (Rosdakarya)
Cerita
di tiap bukunya ditampilkan dengan bahasa yang sederhana dan singkat. Ilustrasi
berupa kartun juga ikut meramaikaan halaman-halamannya, dan berkat ilustrasi
inilah cerita Bung Karno jadi lebih enak untuk diikuti karena hidup. Sayangnya,
buku ini punya kelemahan. Di beberapa bagian cerita, perpindahannya terasa
mendadak dan meloncat, hal ini sering menimbulkan gap. Tapi keseluruhan hasilnya cukup baik dan menghibur.
Penerbit
Pustaka Lebah melakukan pendekatan yang berbeda untuk menampilkan kisah Bung
Karno. Dalam bukunya, Pustaka Lebah menggunakan komik sebagai bentuk
ceritanya. Cara ini memang lebih banyak berpotensi menjaring pembaca, terutama
anak-anak. Komik membuat kisah Bung Karno lebih menarik dan mudah dibaca. Selain itu masa kecil dan remaja tidak dibahas Tetapi ada kelemahannya, karena banyak detail yang dihilangkan. Selain itu,
bagi yang tidak terbiasa membaca komik tentu akan kesulitan mengurutkan panel
ceritanya.
Kronologi sejarah ditampilkan sehingga pembaca bisa lebih mengikuti dengan baik (Pustaka Lebah)
Detik-detik kemerdekaan (Pustaka Lebah)
Buku
yang membahas sudah banyak dan berkembang. Meskipun memiliki beberapa kelemahan
perlu dipuji usaha mereka untuk menghadirkan cerita Bung Karno yang lebih ramah
untuk anak-anak. Kita boleh berharap, anak-anak jadi lebih ingin membaca
kisah-kisah tersebut dan semangat “MERDEKA” berkobar di hati mereka. Selain
itu, bolehlah berharap tidak hanya kisah hidup Bung Karno saja yang dibuat
untuk anak-anak, tapi juga karya, ideologi dan beberapa tulisan Bung Karno
lainnya yang juga sama inspiratifnya, seperti Indonesia Menggugat, Nawaksara
dll.
Akhir kata…..MERDEKA!!
0 komentar:
Posting Komentar