Pengarang : Keiji Nakazawa
Penerbit : Obor
Bahasa : Indonesia
Buku komik yang menceritakan kehidupan warga Jepang sesaat sebelum pengeboman Nagasaki dan Hiroshima hingga beberapa tahun setelah selesainya perang dunia II. Bermula dari kisah kehidupan Gen dan keluarganya yang menderita dan dikucilkan akibat ayah mereka dianggap pengkhianat . Kemudian Amerika menjatuhkan bom atom di Hiroshima, tempat tinggal mereka. Akibat kejadian itu Gen kehilangan ayah, kakak perempuan dan adik laki-lakinya. Kehidupan yang berat dan keras kemudian dijalani Gen. Selain kehilangan anggota keluarga kini Gen juga menghadapi akibat lainnya, yaitu tidak memiliki tempat tinggal dan kesusahan mencari makan. Bahkan berkelahi, menipu, atau mencuri tampak seperti hal yang lumrah. Walaupun kehidupan tampak susah, Gen tetap bersikap ceria dan berusaha tabah menghadapinya. Terkadang ia pun sempat membantu orang lain yang tampak lebih menderita darinya.
Selama perjalan hidup Gen, banyak yang pergi tapi banyak juga yang datang. Selain kehilangan anggota keluarga sebagai akibat langsung ledakan bom atom, Gen juga kehilangan ibunya. Namun Gen juga mendapatkan banyak temam dan saudara baru seperti Shinji. Bersama dengan kerabat-kerabatnya tersebut, Gen terus berjuang memulai hidup yang baru dan mandiri seperti kata bijak ayahnya “Hidup seperti gandum, walau dinjak-injak akan tetap tumbuh”.
Serial komik ini memiliki cerita yang sangat kuat mengenaii penderitaan rakyat Jepang akibat perang dunia II, khususnya akibat bom atom. Penggambaran suasana saat itu yang “keras” dan “penuh perjuangan” merupakan usaha si pengarang untuk membawa pembaca merasakan apa yang dirasakan para koban bom atom. Kesengsaraan yang timbul akibat perang dan fanatisme berlebihan, serta akibat bom atom/nuklir itu sendiri. Namun, ceritanya tidak melulu bernuansa suram dan menyedihkan, keceriaan Gen mampu menawarkan suasana-suasana tersebut. Semangat yang diperlihatkan Gen menyiratkan semangat orang Jepang untuk bangkit dari keterpurukan mereka akibat perang dunia.
0 komentar:
Posting Komentar