Judul : At the Crossroads
Pengarang : Rachel Isadora
Our fathers are coming home! Our fathers are coming home! Our fathers are coming home!
Pengarang : Rachel Isadora
Our fathers are coming home! Our fathers are coming home! Our fathers are coming home!
Sorak-sorai anak-anak berkulit hitam menantikan
pulang ayah mereka. Sepuluh bulan sudah sang ayah pergi bekerja di sebuah
pertambangan. Sebuah kawasan pertambangan yang jauh dari rumah. Hari ini ayah
akan pulang! Begitulah kira-kira alasan yang membuat mereka tersenyum dan
berdendang sepanjang hari.
Sedari pagi mereka sudah bernyanyi. Di sekolah pun
mereka juga tetap bernyanyi Our fathers
are coming home! Ketika waktunya pulang sekolah, anak-anak bergegas pulang
ke rumah, mereka tidak sabar menantikan ayah pulang. Namun apa yang terjadi?
Jalanan sepi, kosong. Anak-anak tidak mau bersedih hati, mereka percaya
sebentar lagi ayah akan pulang. Zola, salah seorang anak ingin bermain gitar.
Sipho pun ingin bermain drum. Bersama-sama anak yang lain, mereka mencari bahan
yang bisa digunakan untuk membuat alat musik seperti kawat – untuk senar gitar,
drum bekas - untuk bermain drum.
Ramailah persimpangan jalan oleh karena anak-anak
yang bermain musik. Orang-orang datang dan bergembira bersama, menari dan
bernyanyi. Lambat laun matahari mulai terbenam. Langit memerah. Orang-orang
mulai meninggalkan persimpangan jalan, pulang ke rumah masing-masing. Tidak
untuk anak-anak, mereka tetap menunggu. Anak-anak tidak akan pulang ke rumah,
mereka menunggu ayah pulang.
Kami hanya enam orang anak yang menunggu pulangnya
ayah. Persimpangan jalan bertambah gelap. Kehangatan malam menahan kami untuk
pulang ke rumah. Sebuah truk melintas dan turun seorang laki-laki. Tetapi
mereka bukan ayah. Apakah ayah akan pulang?
Keharuan mewarnai buku ini. Sebuah cerita yang
diangkat dari kehidupan anak-anak berkulit hitam dan tinggal di pemukiman
kumuh. Keadaan yang begitu minim tidak membuat mereka kehilangan akal untuk
bermain. Contohnya saja mereka mencari barang-barang bekas untuk dijadikan alat
musik. Mereka masih bisa tertawa dan bergembira bersama dengan mainan buatan
mereka sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengusir kesedihan mereka dari
penantian yang panjang. Penantian akan kepulangan ayah mereka. Kehadiran ayah
menjadi sebuah hadiah yang besar bagi mereka dan apakah ayah mereka akan tetap
pulang? (brg)
0 komentar:
Posting Komentar