Get me outta here!

Kamis, 16 Oktober 2014

Fabel Aesop : Singkat,Padat dan Menggelitik



Pernahkah kamu mendengar kisah belalang dan semut?Kisah yang menggambarkan kerja keras semut menyiapkan makanan dengan belalang yang santai-santai bernyanyi dan menari? Siapa sangka kisah yang sangat familiar ini ternyata berumur sudah sangat tua. Betul kisah belalang dan semut ini hanya satu dari sekian ratus cerita dari Fabel Aesop yang umurnya sudah lebih dari 2000 tahun!


Fabel Aesop adalah kumpulan fabel yang sangat ringkas, paling panjang mungkin hanya sepanjang satu halaman A4, dan paling pendek hanya setengah halaman (tergantung versi). Jumlah ceritanya bisa mencapai ratusan! Tapi itupun tergantung versi ceritanya siapa.haha. Sejarah yang menceritakan asal usul kumpulan fabel ini tidaklah jelas. Aesop yang dikatakan menjadi sumber cerita fabel ini adalah seorang budak yang hidup pada zaman Yunani kuno,abad ke 6 Sebelum Masehi. Tapi beberapa cerita dalam Fabel Aesop sendiri memiliki kemiripan dengan cerita lain yang lebih kuno. Contohnya adalah cerita "Serigala dan Bangau" di Fabel Aesop memiliki kemiripan dengan cerita "Harimau dan Burung Pelatuk" di Jataka dan Pancatantra. Oleh karena itu, masih diragukan apakah benar Aesop sendiri yang mengarang cerita tersebut.

Burung pelatuk mengambilkan tulang yang terselip di tenggorokan

Fabel Aesop kini mendunia, tapi belum ada kepastian bagaimana proses tersebarnya cerita ini dari masa Yunani Kuno. Namun demikian ada 2 karya penting yang dianggap menjadi dasar dari Fabel Aesop yang sekarang yaitu cerita berbahasa Yunani oleh Babrius dan cerita berbahasa Latin oleh Phaedrus. Kedua karya tersebut dibuat kira-kira pada abad pertama masehi. Fabel Aesop berbahasa latin tersebut menjadi salah satu karya tulis yang terkenal di daratan Eropa, selain karena kesederhanaan dan nilai moralnya, juga berkat kemajuan teknik cetak. Saat masa kejayaannya di Eropa, selain diterjemahkan ke berbagai bahasa, Fabel Aesop juga banyak diceritakan ulang dengan gaya bercerita dan interpretasi yang berbeda. Salah satu karya terkenal yang mengambil Fabel Aesop sebagai bahannya adalah puisi buatan Jean de la Fontaine. Selain terkenal di Eropa, Fabel Aesop juga merambah ke timur jauh (mis : Jepang, Cina) seiring dengan peningkatan perdagangan dan hubungan antar kedua benua.

Foto Jean de la Fontaine dan karyanya


Perkembangan Fabel Aesop sendiri sampai abad 18 belum dikhususkan sebagai bacaan anak, malahan cerita ini banyak dipakai guru, filsuf, orator, pengkhotbah agama atau moralis. John Locke adalah orang yang dicatat pertama kali, pada tahun 1693, sebagai orang yang berpikir kalau Aesop bisa dibaca dan digunakan oleh anak-anak.  Namun, ide tersebut sebenarnya bukan hal yang baru. Paus Pius IV pernah memerintahkan Gabriele Faerno untuk membuat Centum Fabulae, kisah Aesop yang diharapkan bisa digunakan untuk pembelajaran moral dan bahasa anak-anak. Lalu ada Raja Prancis Louis XIV memerintahkan pembuatan patung-patung berdasar kisah Aesop, untuk ditempatkan dalam taman Versailles agar bisa digunakan sebagai bahan pelajaran anaknya yang berumur 6 tahun. Fabel Aesop baru secara spesifik ditujukan untuk anak pada tahun 1730 yang terdapat dalam 6 dari 8 jilid buku NouvellesPoésies Spirituelles et Morales sur les plus beaux airs.
John Locke, seorang dokter dan filsuf berkebangsaan Inggris
(sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/John_Locke)


Sampul Centum Fabulae


Cerita dalam Fabel Aesop masih tetap bertahan hingga jaman modern, semakin menarik dengan ilustrasi yang semakin baik. Beberapa illustrator maupun pengarang terkenal abad 20 akhir juga ikut meramaikan, seperti Eric Carle yang mengilustrasikan beberapa kisah Fabel Aesop dan Jerry Pinkney membuat The Lion and The Mouse yang  memenangkan Caldecott Medal tahun 2010

Mbah Eric Carle

Buku Rabbit and Turtle berisi beberapa cerita Fabel Aesop yang diilustrasikan Eric Carle


Jerry Pinkney!

The Lion and The Mouse, buku anak tanpa kata yang menjadi jawara Caldecott Medal 2010

Oke, demikianlah cerita singkat mengenai Fabel Aesop. Semoga di postingan mendatang, Bledug Mrapi bisa menghadirkan kisah-kisahnya dalam blog ini. Sampai jumpa.:)

0 komentar:

Posting Komentar