Judul Buku : Saijah dan
Adinda;Great Classic Collections
Penulis : Multatuli
Tahun Terbit : 2010
Jumlah Halaman :32
Saijah dan Adinda merupakan kisah
yang menjadi bagian dari buku terkenal karya Multatuli alias Eduard Douwes
Dekker yang berjudul Max Havelaar. Lampung menjadi latar bagi kisah cinta
antara Saijah dan Adinda yang tumbuh mekar selama masa penjajahan Belanda.
Kisah ini bermula ketika Saijah dan keluarganya mengalami penderitaan karena
kesewenang-wenangan Demang Wirakusuma yang beberapa kali menganggu kehidupan
mereka dengan merampas kerbau dan memporak-porandakan rumah karena orang tua
Saijah tidak mampu membayar pajak.
Kejadian tersebut terjadi berulang
kali sehingga membuat ibu Saijah sedih dan kemudian jatuh sakit dan meninggal.
Malang tak dapat ditolak, ayah Saijah pun juga terguncang setelah ditinggal
mati istrinya dan mengalami gangguan mental. Akhirnya ayah Saijah juga pergi
meninggalkan rumah dan tidak pernah kembali.
Waktu berlalu dan Saijah kini pun
tumbuh dewasa. Saijah dewasa menjalin kasih dengan Adinda, yang merupakan anak
tetangga Saijah. Suatu ketika, Saijah memutuskan untuk mencari pekerjaan di
Betawi. Awalnya Adinda menentang keputusan Saijah, tetapi demi masa depan
mereka berdua, akhirnya Adinda setuju.
Di Betawi, Saijah mendapatkan
pekerjaan di rumah seorang Meneer sebagai pengurus kuda. Karena ketekunannya,
Saijah diangkat menjadi pelayan kepercayaan Meneer dan memiliki tabungan yang
dia peroleh dari hasil kerja kerasnya setiap hari. Saijah yang merasa sudah
memiliki cukup tabungan bertekad untuk pulang ke Lampung dan menemui Adinda
yang sangat dirindukannya. Namun sayangnya, majikan Saijah tidak mengizinkannya
pergi. Akan tetapi Saijah tetap nekat melarikan diri dari rumah majikannya dan pulang
ke kampungnya.
Sayangnya, saat tiba di kampungnya,
Adinda dan keluarganya sudah pergi dari rumahnya yang porak-poranda akibat kesewenang-wenangan
Demang Wirakusuma. Ternyata, Adinda dan keluarganya ikut perang gerilya melawan
penjajah Belanda.
Saijah terus mencari Adinda dan
ketika mereka berdua bertemu, sedang terjadi kontak senjata antara pasukan
Belanda dengan pasukan pribumi yang dipimpin oleh ayah Adinda. Ayah Adinda yang
terdesak akhirnya tewas dalam pertempuran tersebut. Adinda juga terluka parah
dalam pertempuran tersebut dan akhirnya tewas. Saijah yang terkepung oleh pasukan Belanda akhirnya
juga tewas tepat dihadapan jasad Adinda.
Cerita Saijah dan Adinda yang dikemas
dalam bentuk komik ini sangat enak untuk dibaca dan mudah dipahami. Komik ini
juga bisa menjadi sarana untuk
pembelajaran sejarah bagi anak-anak. Selain itu, komik ini juga
mengajarkan semangat untuk pantang menyerah menghadapi kehidupan yang begitu
sulit yang digambarkan lewat kehidupan Saijah dan Adinda di zaman penjajahan
Belanda.
0 komentar:
Posting Komentar