Judul Buku : Ashoka;Great
Classic Collections
Penulis :Anonim
Tahun Terbit : 2010
Jumlah Halaman :32
Ashoka adalah kaisar India paling
terkenal yang mendapat julukan Ashoka The Great. Salah satu peninggalan kaisar
Ashoka yang saat ini masih bisa dilihat adalah Pilar Ashoka yang terletak di
taman Menjangan, tempat Buddha Gautama pertama kali berkhutbah. Salah satu
prinsip mulia yang ditinggalkan oleh Ashoka adalah toleransi terhadap umat
beragama lain dan menghormati apa yang mereka percayai.
Ashoka adalah putra Kaisar Bindusara
dari kerajaan Magada. Sejak muda Ashoka senang berperang dan menjadi andalan
ayahnya dalam menumpas pemberontakan di daerah-daerah yang sedang bergejolak.
Suatu ketika, Ashoka mendapatkan perintah dari ayahandanya untuk menumpas
pemberontakan di Ujaini. Di tengah perjalanan, Ashoka bertemu dengan seorang
gadis cantik yang bernama Vidisa. Dia
membulatkan tekad untuk melamar gadis tersebut meskipun mereka berdua berbeda
agama. Ashoka beragama Jaina sedangkan
Vidisa beragama Budha. Vidisa yang cinta damai mengungkapkan kekesalannya
terhadap Ashoka yang senang berperang dan mereka sering berdebat mengenai hal
tersebut bahkan ketika anak pertama mereka yang bernama Mahindra lahir.
Beberapa saat setelah anak kedua
mereka yang bernama Sanghamitra lahir,
ayah Ashoka sakit keras dan meninggal dunia. Setelah kepergian sang ayahanda
terjadilah perang saudara yang dahsyat untuk memperebutkan tahta sebagai raja.
Ashoka membunuh semua saudaranya
termasuk putra mahkota yang sebelumnya ditahbiskan sebagai raja. Namun, ada
seorang ipar Ashoka yang sedang hamil tua bernama Sumanadewi berhasil melarikan
diri dari istana dan melahirkan seorang putra bernama Nigroda Kumar.
Setelah memenangi perang saudara,
Ashoka berubah menjadi raja yang kejam. Karena tidak setuju dengan kekejaman
Ashoka, Vidisa memutuskan untuk menjadi pertapa Budha. Sekarang, tinggallah
Ashoka bersama dengan kedua anaknya yang bisa menghibur hatinya yang merasa
sedih karena kepergian istrinya.
Pada suatu hari, Ashoka bertemu
dengan Nigroda Kumar yang sekarang menjadi pertapa Budha. Keponakannya tersebut
menyadarkannya untuk menjadi pribadi yang cinta damai. Ashoka kemudian menjadi
pemeluk agama Budha dan seketika itu pula, peringainya yang kejam berubah
menjadi penuh welas asih.
Beberapa tahun berlalu dan kedua anak
Ashoka sudah tumbuh dewasa. Kedua anaknya tersebut mengikuti jejak ibunya menjadi
pertapa Budha dan menyebarkan agama Budha ke Srilanka. Meskipun sedih karena
ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya, pengorbanan Ashoka ini berjasa
besar terhadap penyebaran agama Budha di seantero Asia.
Akhirnya, kisah hidup Ashoka ini memberi
kita pelajaran untuk selalu mencintai perdamaian. Perdamaian akan timbul jika
kita saling mencintai dan menghargai perbedaan yang ada.
0 komentar:
Posting Komentar