Get me outta here!

Minggu, 17 Juni 2012

Pelajaran Cinta Damai dari Ashoka


Judul Buku     : Ashoka;Great Classic Collections
Penulis            :Anonim
Tahun Terbit   : 2010
Jumlah Halaman :32
Ashoka adalah kaisar India paling terkenal yang mendapat julukan Ashoka The Great. Salah satu peninggalan kaisar Ashoka yang saat ini masih bisa dilihat adalah Pilar Ashoka yang terletak di taman Menjangan, tempat Buddha Gautama pertama kali berkhutbah. Salah satu prinsip mulia yang ditinggalkan oleh Ashoka adalah toleransi terhadap umat beragama lain dan menghormati apa yang mereka percayai.
Ashoka adalah putra Kaisar Bindusara dari kerajaan Magada. Sejak muda Ashoka senang berperang dan menjadi andalan ayahnya dalam menumpas pemberontakan di daerah-daerah yang sedang bergejolak. Suatu ketika, Ashoka mendapatkan perintah dari ayahandanya untuk menumpas pemberontakan di Ujaini. Di tengah perjalanan, Ashoka bertemu dengan seorang gadis cantik yang bernama Vidisa.  Dia membulatkan tekad untuk melamar gadis tersebut meskipun mereka berdua berbeda agama.  Ashoka beragama Jaina sedangkan Vidisa beragama Budha. Vidisa yang cinta damai mengungkapkan kekesalannya terhadap Ashoka yang senang berperang dan mereka sering berdebat mengenai hal tersebut bahkan ketika anak pertama mereka yang bernama Mahindra lahir.
Beberapa saat setelah anak kedua mereka  yang bernama Sanghamitra lahir, ayah Ashoka sakit keras dan meninggal dunia. Setelah kepergian sang ayahanda terjadilah perang saudara yang dahsyat untuk memperebutkan tahta sebagai raja. Ashoka  membunuh semua saudaranya termasuk putra mahkota yang sebelumnya ditahbiskan sebagai raja. Namun, ada seorang ipar Ashoka yang sedang hamil tua bernama Sumanadewi berhasil melarikan diri dari istana dan melahirkan seorang putra bernama Nigroda Kumar.
Setelah memenangi perang saudara, Ashoka berubah menjadi raja yang kejam. Karena tidak setuju dengan kekejaman Ashoka, Vidisa memutuskan untuk menjadi pertapa Budha. Sekarang, tinggallah Ashoka bersama dengan kedua anaknya yang bisa menghibur hatinya yang merasa sedih karena kepergian istrinya.
Pada suatu hari, Ashoka bertemu dengan Nigroda Kumar yang sekarang menjadi pertapa Budha. Keponakannya tersebut menyadarkannya untuk menjadi pribadi yang cinta damai. Ashoka kemudian menjadi pemeluk agama Budha dan seketika itu pula, peringainya yang kejam berubah menjadi penuh welas asih.
Beberapa tahun berlalu dan kedua anak Ashoka sudah tumbuh dewasa. Kedua anaknya tersebut mengikuti jejak ibunya menjadi pertapa Budha dan menyebarkan agama Budha ke Srilanka. Meskipun sedih karena ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintainya, pengorbanan Ashoka ini berjasa besar terhadap penyebaran agama Budha di seantero Asia.
Akhirnya, kisah hidup Ashoka ini memberi kita pelajaran untuk selalu mencintai perdamaian. Perdamaian akan timbul jika kita saling mencintai dan menghargai perbedaan yang ada.

0 komentar:

Posting Komentar